SELF-PURIFICATION DALAM PEMIKIRAN ETIKA ISLAM: Suatu Telaah Atas Pemikiran Etika Raghib al-Isfahani dan Refleksinya dalam Mengatasi Qua Vadis Modernitas

Authors

  • Amril M UIN Sultan Syarif Kasim Riau

DOI:

https://doi.org/10.24014/af.v2i1.3703

Keywords:

self furification, etika, islam

Abstract

Dalam wacana  etika Islam klasik, jiwa  merupakan unsur yang sangat menentukan bagi kehidupan manusia. Jiwa tidak saja menjadikan manusia hidup, bergerak, merasa dan beraktivitas, bahkan juga berperilaku moral dan amoral serta memahami “yang wujud”  dan berkontemplasi dan mempercayai  tentang “Yang  Wujud” dengan segala implikasi dan konsekuensinya yang kesemuanya itu  dapat dikatakan berakar dari jiwa. Begitu besarnya peranan jiwa dalam hidup dan kehidupan bagi manusia, utamanya dalam konteks etika, tidak mengherankan bila  hampir seluruh filsuf Muslim klasik pada masa itu menumpukan perhatian kajian  etika mereka tentang bagaimana  memberdayakan jiwa sebagai sumber perilaku-perilaku moral, baik dari sisi metodologis-praksis, maupun dari sisi implementasi dan konsekuensi yang dihasilkan dalam upaya pemberdayaan jiwa tersebut. Pemberdayaan daya jiwa dalam kajian etika Islam klasik, sebagaimana hal tersebut di atas dalam pemikiran filsuf Muslim klasik, secara terminologis terakumulasi  pada apa yang dikenal dengan  sebutan  self-purification.

Published

2017-07-26