Penentuan Prioritas Tempat Pelelangan Ikan Bandeng dengan mengintegrasikan metode AHP dan TOPSIS
DOI:
https://doi.org/10.24014/jti.v7i2.14771Abstract
ABSTRAK
Tempat pelelangan ikan merupakan kegiatan aktivitas perikanan yang meliputi pemasaran hasil tangkapan ikan. Kelompok tani tambak bungkak di Desa Banyuwangi Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik merupakan salah satu kelompok budidaya ikan bandeng yang ada di Gresik. Kelompok ini bergerak dalam budidaya ikan bandeng serta penjualan ikan bandeng. Permasalahan dari kelompok tani tambak bungkak yaitu tidak adanya penentuan kriteria dalam proses pemasaran ikan bandeng pada tempat pelelangan ikan, sehingga kelompok tani tidak bisa menentukan tempat pelelangan ikan yang potensial terhadap pemasaran dan penjualan ikan bandeng. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan prioritas tempat pelelangan ikan bandeng yang tepat berdasarkan kriteria dan alternatif tempat pelelangan ikan. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu Analytical Hierrarchy Process (AHP) dan Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS). Hasil dari pegolahan AHP-TOPSIS diperoleh tempat pelelangan ikan yang menjadi prioritas yaitu pasar ikan lamongan dengan prosentase sebesar 86.82%. Pasar ikan lamongan dianggap mampu serta optimal terhadap kriteria kualitas, harga, jarak pengiriman dan fleksibilitas.
Kata kunci: Tempat Pelelangan Ikan, Ikan Bandeng, Analytical Hierrarchy Process (AHP), dan Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS)
ABSTRACT
Fish auction place is a fishery activity which includes marketing of fish catches. The bungkak pond farmer group in Banyuwangi Village, Manyar District, Gresik Regency is one of the milkfish cultivation groups in Gresik. This group is engaged in milkfish cultivation and selling milkfish. The problem with bungkak pond farmers' groups is that there is no criteria for the marketing process of milkfish at the fish auction, so that the farmer group cannot determine the potential fish auction places for the marketing and sales of milkfish. The purpose of this study was to determine the priority of the right milkfish auction place based on the criteria and alternative fish auction places. The methods used in this research are Analytical Hierarchy Process (AHP) and TOPSIS (Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution). The results of the AHP-TOPSIS processing obtained that the priority fish auction place was the Lamongan fish market with a percentage of 86.82%. The Lamongan fish market is considered capable and optimal on the criteria of quality, price, delivery distance and flexibility.
Keywords: Fish Auction Place, Bandeng Fish, Analytical Hierrarchy Process (AHP), and Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS).
References
M. Fitrianing, N. A. Bambang, and D. Wijayanto, “Analisis Kesesuaian Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Berdasarkan KEPMEN - KP/Nomor 52 A/ 2013 Di Kabupaten Demak,” J. Fish. Resour. Util. Manag. Technol., vol. 9, no. 1, pp. 55–63, 2020.
A. Nawawi, “Implementasi Kebijakan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan Di Kabupaten Subang,” JIA Fak. Ilmu Adm., no. 21, pp. 93–108, 2018.
R. S. Karimah, K. A. Mudzakir, and Sardiyatmo, “Analisis Efisiensi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Di Kabupaten Indramayu (Studi Kasus : Tpi Dadap, Glayem, Karangsong, Eretan Wetan, Dan Eretan Kulon),” J. Fish. Resour. Util. Manag. Technol., vol. 8, no. 1, pp. 18–24, 2019.
R. M. Saputra, K. A. Mudzakir, and A. D. NND, “Analisis Kualitas Pelayanan Jasa Tempat Pelelangan Ikan Dengan Metode Potential Gain Customer Value Di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap,” J. Fish. Resour. Util. Manag. Technol., vol. 6, no. 4, pp. 234–242, 2016.
M. H. Kholil and D. ayunita N. nurmala Dewi, “Tingkat Kepuasan Peserta Lelang Terhadap Pelayanan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Morodemak,” Akuatik J. Sumberd. Perair., vol. 13, no. 2, pp. 122–130, 2019.
M. Takalamingan, F. V. Longdong, and A. Jusuf, “Analisis Efisiensi Saluran Distribusi Dan Risiko Pelaku Usaha Pada Rantai Pasok Ikan Cakalang Asap Di Kelurahan Girian Atas Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara,” AKULTURASI (Jurnal Ilm. Agrobisnis Perikanan), vol. 5, no. 9, pp. 705–712, 2017.
C. J. Sengkey, P. Kindangen, and J. J. Pondang, “Analisis Saluran Distribusi Dalam Rantai Pasok Ikan Mentah Segar Pada Organisasi ‘Kembang Laut’ Di Pulau Nain Minahasa Utara,” J. EMBA J. Ris. Ekon. Manajemen, Bisnis dan Akunt., vol. 8, no. 3, pp. 240–251, 2020.
Akhmad Wasiur Rizqi and Moh Jufriyanto, “Manajemen Risiko Rantai Pasok Ikan Bandeng Kelompok Tani Tambak Bungkak dengan Integrasi Metode Analytic Network Process (ANP) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA),” J. Sist. Tek. Ind., vol. 22, no. 2, pp. 88–107, 2020.
R. Rachman, “Penerapan Metode AHP Untuk Menentukan Kualitas Pakaian Jadi Di Industri Garment,” J. Inform., vol. 6, no. 1, pp. 1–8, 2019.
R. Dwiyana, F. D. Sitania, and D. K. Rahayu, “Pemilihan Supplier Tandan Buah Segar (TBS) Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan TOPSIS,” in Prosiding Seminar Nasional Teknologi IV, 2017, no. November, pp. 89–98.
M. Munir, “Pemilihan Supplier Sodium Hiroxide Liquid Integrasi Dengan Metode AHP – Topsis,” J. Tek. Ind., vol. 17, no. 2, pp. 62–71, 2017.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Authors who publish with Jurnal Teknik Industri: Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah dalam Bidang Teknik Industri agree to the following terms:
1. Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-NC-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
2. Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
3. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).