Representasi Toxic Masculinity pada Tokoh Pria dalam Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
DOI:
https://doi.org/10.24014/kjcs.v6i2.29675Keywords:
Maskulinitas toksik, film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, teori semiotika Roland BarthesAbstract
Toxic masculinity menjadi salah satu bukti dari adanya ketidakadilan gender, di mana tidak hanya wanita yang dirugikan dalam budaya patriarki, namun pria juga mengalami ketidakadilan tersebut. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas merupakan salah satu film yang mengangkat isu toxic masculinity dimana menceritakan seorang pria yang menunjukkan maskulinitas untuk menyembunyikan impoten yang dia miliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos toxic masculinity pada tokoh pria dalam film. Penelitian menggunakan metode kualitatif yang dianalisa melalui teori semiotika Roland Barthes. Subjek penelitian mengambil 12 dari 95 scene yang merepresentasikan toxic masculinity. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi, dan menggunakan triangulasi sumber sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data. Hasil penelitian menemukan makna denotasi toxic masculinity tokoh pria merupakan penggambaran pria yang ingin mendominasi melalui kekerasan jika dihadapkan dengan suatu masalah. Makna konotasi toxic masculinity tokoh pria menggambarkan adanya sifat untuk memenuhi stereotipe maskulinitas, yang mana konstruksi laki-laki adalah sosok yang memiliki rasa ingin mendominasi, ingin terlihat kuat, selalu mengutamakan kekerasan jika dihadapkan dengan masalah agar tidak terlihat lemah dan selalu terlihat maskulin. Untuk makna mitos toxic masculinity tokoh pria dibuktikan dengan penggambaran bahwa laki-laki ditampilkan sesuai dengan konstruksi sosial menurut sistem budaya patriarki yang mengakibatkan ketimpangan gender.
References
Asri, R. (2020). Membaca Film Sebagai Sebuah Teks: Analisis Isi Film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI).” Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial, 1(2), 74–86. https://doi.org/10.36722/jaiss.v1i2.462
Ayu, H., & Wirawati, D. (2023). Tindak Tutur Direktif Dalam Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 11(1), 289–304. https://doi.org/10.20961/basastra.v11i1.66460
Chafetz, J. S. (2006). Handbooks of Sociology and Social Research. Houston, Texas: Springer.
Diahloka, C. (2012). Pengaruh Sinetron Televisi Dan Film Terhadap Perekmbangan Moral Remaja. Jurnal Reformasi, 2(1), 23–29. https://doi.org/10.33366/rfr.v2i1.15
Eriana, A., Ekawati, M., & Rizal, M. D. F. (2023). Komparasi Penokohan dari Novel ke Film Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas. Jurnal Kabastra, 3(1), 128–140. https://doi.org/10.31002/kabastra.v3i1.931
Fadhilla, A. N., & Ismandianto. (2023). Semiotika Umberto Eco Dalam Representasi wanita Film Animasi Disney Raya and the Last Dragon. Medium, 11(01), 124–140. https://doi.org/10.25299/medium.2023.vol11(01).9673
Febrianto, D., & Tjahjandari, L. (2024). Representasi Kekerasan Terhadap wanita Dalam Transformasi Novel Menjadi Film Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas. Adabiyyāt: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 7(2), 154–177. https://doi.org/10.14421/ajbs.2023.07022
Firdiyogi, N. (2022). Konstruksi Sosial Maskulinitas Positif Dan Kesehatan Mental (Studi Fenomenologi Toxic Masculinity Pada Generasi Z) (UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto). UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto. Retrieved from https://repository.uinsaizu.ac.id/13169/
Fiske, J. (2014). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Griffin, E. (2011). A First Look at Communication Theory (8th ed.). New York: McGraw-Hill.
Hall, S. (1997). Representation: Cultural Representations and Signifying Practices. London: SAGE Publications, Inc.
Hojanto, O., & Irwanti, M. (2022). Pola Komunikasi dalam Membangun Budaya Organisasi Berdampak pada Kinerja di Tung Desem WaringinGrup. Jurnal Mahardika Adiwidia, 1(2), 111–118. https://doi.org/10.36441/mahardikaadiwidi.v1i2.756.g611
Israpil. (2017). Budaya Patriarki dan Kekerasan Terhadap Perempuan (Sejarah dan Perkembangannya). Khazanah Keagamaan, 5(2), 141–150. https://doi.org/10.31969/pusaka.v5i2.176
Juniartha, W., Putu, I., Permana, A., Wayan, I., Atmaja, K., Ayu, N. K., & Tantri, W. (2022). Mengupas Maskulinitas Dan Feminitas Iteung, Seorang Karakter wanita Dalam Film “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas.” Seminar Nasional Linguistik Dan Sastra, 333–342. Retrieved from https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/semnalisa/article/view/4712
Kaplan, S. (2016). Sexist men have psychological problems. Retrieved from Washingtonpost website: https://www.washingtonpost.com/news/speaking-of-science/wp/2016/11/22/sexist-men-have-psychological-problems/
Muhtar, Y. (2002). Pendidikan Berperspektif Keadilan Gender. Jakarta: Depdiknas.
Nasir, Syar’an. (2007). Maskulinitas dalam iklan Gudang Garam: Analisis Semiotik atas Iklan Gudang Garam. Yogyakarta. Fisipol UGM.
Nathania, A. (2023). Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021) Sebagai Representasi Film Asia Tenggara. Journal of Art, Film, Television, Animation, Games and Technology, 2(2), 51–58. Retrieved from https://journal-prosfisi.or.id/index.php/framing/article/view/20
Piliang, Yasraf A & Audifax (2018). Kecerdasan Semiotika .Yogyakarta: Aurora.
Ramadhani, A., Sopacua, Y., & Alfredo, R. (2023). Representasi Toxic Masculinity Pada Film “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”: Analisis Semiotika Model Jhon Fiske. Baileo: Jurnal Sosial Humaniora, 1(1), 67–82. https://doi.org/10.30598/baileofisipvol1iss1pp67-82
Ramdani, M. F. F., Putri, A. V. I. C., & Wisesa, P. A. D. (2022). Realitas Toxic Masculinity Di Masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Ilmu-Ilmu Sosial (SNIIS), 01, 230–235.
Rasyid, A. (2019). Buku Ajar Metode Penelitian Komunikasi. Pekanbaru: UR Press.
Rokhmansyah, A. (2016). Pengantar Gender dan Feminisme: Pemahaman Awal Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Garudhawaca
Sakina, Ade I., and Dessy H. S. A. "Menyoroti Budaya Patriarki di Indonesia." Share Social Work Journal, vol. 7, no. 1, 2017, pp. 71-80.
Salim, R. P., & Winardi, Y. K. (2020). Maskulinitas Toksik Dalam Film Fight Club Oleh David Fincher. Seminar Nasional Ilmu Terapan (SINTER), 4(1), 13–42. Retrieved from https://ojs.widyakartika.ac.id/index.php/sniter/article/view/178%0Ahttps://ojs.widyakartika.ac.id/index.php/sniter/article/download/178/167
Sandhika, R., & Jupriani, J. (2023). Analisis Visualisasi Tokoh Ajo Kawir Pada Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas Karya Edwin Dan Eka Kurniawan. SENIMAN: Jurnal Publikasi Desain Komunikasi Visual, 1(2), 209–221. https://doi.org/10.59581/seniman-widyakarya.v1i2.1100
Sobur, A. (2016). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sutaji, T. N. A. P., & Nugroho, S. A. (2024). Eufemisme Penerjemahan Ungkapan Seksual Novel “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” Ke Dalam Bahasa Inggris. Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah, 14(1), 274–281. https://doi.org/10.23969/literasi.v14i1.10795
Sutanto, O. (2017). Representasi Feminisme dalam Film "Spy". Jurnal E-Komunikasi, 5(1).
Thompson, R., & Bowen, C. (2009). Grammar of the Shot. Focal.
van Dijk, H., & Engen, M. L. V. (2019). The flywheel effect of gender role expectations in diverse work groups. Frontiers in Psychology, 10, 1–11. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.00976
Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.
Wahyudi, A., SM, A. E., & Risdiyanto, B. (2022). Representasi Toxic Masculinity Pada Film “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI).” Jurnal Komunikasi Dan Budaya, 3(1), 101–111. https://doi.org/10.54895/jkb.v3i1.1425
Wood, H. J. (2019). Gender inequality: The problem of harmful, patriarchal, traditional and cultural gender practices in the church. HTS Teologiese Studies / Theological Studies, 75(1), 1–8. https://doi.org/10.4102/hts.v75i1.5177
Downloads
Published
Issue
Section
License
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Komunikasiana: Journal of Communication Studies and published by Dakwah and Communication Faculty of UIN Sultan Syarif Kasim Riau as publisher of the journal.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors automatically transfer the copyright to the journal and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike (CC BY SA) that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate permission for non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).