Makna Simbolik Tradisi Malam Balacuik dalam Pernikahan di Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman
DOI:
https://doi.org/10.24014/kjcs.v6i1.29954Keywords:
Tradisi, budaya, makna simbolik, malam balacuikAbstract
Malam balacuik merupakan tradisi budaya upacara pernikahan di Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman. Tradisi ini mengandung simbol berupa benda, hubungan sosial, dan ucapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik situasi, makna produk interaksi sosial, dan makna interpretasi dalam tradisi malam balacuik. Metode penelitian ini kualitatif dan menerapkan teori interaksi simbolik Herbert Blumer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa malam balacuik mempunyai makna situasi simbolik berupa objek fisik yaitu palacuik, kain panjang, inai, bunga rampai, gong, singgang ayam, dulang tinggi, carano, lapiak balambak, dan payung yang dilapisi kain putih. Objek sosial berupa baetongan, meminta maaf kepada pihak yang hadir, baiyeh, balacuik, dan makan basamo. Makna produk interaksi sosial dalam malam balacuik dilihat dari sudut pandang tokoh adat, pemuda, orang tua, dan calon marapulai. Makna interpretasinya adalah tindakan tertutup dan terbuka para pelaku tradisi malam balacuik.
References
Ahmad Al Yakin, Abdul Latif, R. (2017). Pengaruh Masuknya Teknologi Modern Terhadap Budaya Lokal Masyarakat di Desa Suppiran. Prosiding Seminar Nasional Universitas Al Asyariah Mandar, Makassar.
Ahmad Yadi. (2020). Komunikasi dan Kebudayaan Islam di Indonesia. Kalijaga Journal of Communication, 2(1), 47–60.
Ahmadi, D. (2008). Interaksi Simbolik. Jurnal Mediator, 9(2), 301–316.
Alimuddin, A. (2020). Makna Simbolik Uang Panai ’ Pada Perkawinan Adat Suku Bugis Makassar. Al-Qisthi Jurnal Sosial Dan Politik, 10(2), 117–132.
Azwar, S. (1998). Metode Penelitian Kualitatif.
Blumer, H. (1969). Symbolic Interactionsm: Perspective and Method. London: University of California Press.
Bungin, M. B. (2001). Metode Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer.
Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 21(1), 33–54. https://doi.org/10.21831/hum.v21i1.
Fatoni, A. (2011). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi.
Herusatoto, B. (1992). Simbolik dalam Budaya Jawa.
Jagom, B. (2020). Upacara Teing Ngasang Dalam Tradisi Masyarakat Mangarai dan sakramen Baptis (Sebuah Pengantar Studi Perbandingan Inisiasi). Fides et Ratio.
Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Prenada Media.
Kawasati, iryana dan risky. (2019). Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif. STAIN Sorong: Ekonomi Syariahh.
Laksmi, L. (2017). Teori Interaksionisme Simbolik dalam Kajian Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Pustabiblia: Journal of Library and Information Science, 1(2), 1. https://doi.org/10.18326/pustabiblia.v1i2.1-18
Lilliweri, A. (2009). Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya. Lkis Pelangi Aksara.
Malo, H. A. I., Ruja, I. N., & Perguna, L. A. (2022). Makna Simbolik dalam Tradisi Gerep Ruha di Desa Tenda. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 8(2), 208–219. https://doi.org/10.23887/jiis.v8i2.53775
Martha, Z. (2020). Persepsi dan Makna Tradisi Perkawinan Bajapuik pada Masyarakat Sungai Garingging Kabupaten Padang Pariaman. Biokultur, 9(1), 20. https://doi.org/10.20473/bk.v9i1.21725
Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT remaja Rosdakarya.
Morissan. (2014). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Kencana Prenadamedia Group.
Mulyana, D. (2007). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, D. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT remaja Rosdakarya.
Nurjannah, R. (2013). Makna Simbolik yang Terdapat pada Kesenian Tradisional Bokoran dalam Upacara Adat Mitoni di Desa Sidanegara Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga. Skripsi.
Purwasito, A. (2003). Komunikasi Multikultural. Muhammadiyah University Press.
Resti, R. (2022). Pelaksanaan Perkawinan Adar Pada Masyarakat Adat di Kanagarian Koto Mambang Sungai Durian Kabupaten Padang Pariaman. Skripsi.
Sahbani, F. (2017). Tinjauan Tentang Upacara Adat Perkawinan dan Tata Rias Pengantin di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman. Skripsi.
Samrah. (2020). Tradisi Balacuik Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Balai Kurai Taji Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman). Skripsi.
Santoso. (2016). Hakekat Perkawinan Menurut Undang-undang Perkawinan, Hukum Islam dan Hukum Adat. Semarang: Yudisia, 7(2).
Santoso, J. (2006). Semantik. Yogyakarta: FBS UNY.
Sobur, A. (2004). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Soekanto. (1993). Kamus Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono, P. D. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (3rd ed.). Bandung: ALFABETA.
Tachi. (2022). Lestarikan Adat Budaya Minangkabau, Pemko Pariaman Gelar Lomba Malingka Carano Jo Arai Pinang Tingkat SD Se-Kota Pariaman. Pariamankota.Go.Id.
Wijaya, D. P. (2008). Semantik Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.
Yadi, R. A. (2022). Prosesi Malacuik Marapulai Dalam Tradisi Perkawinan di Dusun Pasar Hilalang Desa Taluk Kota Pariaman. Galang Tanjung, 2504, 1–9.
Yasir. (2020). Teori Komunikasi Ragam Tradisi dan Konteks. Pekanbaru: Taman Karya.
Downloads
Published
Issue
Section
License
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Komunikasiana: Journal of Communication Studies and published by Dakwah and Communication Faculty of UIN Sultan Syarif Kasim Riau as publisher of the journal.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
Authors automatically transfer the copyright to the journal and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike (CC BY SA) that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Authors are able to enter into separate permission for non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).