MASA DEPAN STUDI AGAMA-AGAMA DI INDONESIA; Pasca Peristiwa Aksi Bela Islam 212
DOI:
https://doi.org/10.24014/trs.v10i1.5717Keywords:
212, Studi agama-agama, KomunalismeAbstract
Fenomena 212 merupakan peristiwa yang dilakukan oleh umat Muslim Indonesia mediatisasi dakwah (propaganda yang mengatasnamakan Islam). Dengan mengeksploitasi media, Aksi Bela Islam 212 berhasil menggiring perasaan publik tentang sebuah keshalehan umat Islam dan mengoyak-ngoyak “penista Islam”. Peristiwa tersebut menjadi kesulitan tersendiri bagi para pengkaji studi agama-agama. Pertama, penggunaan sentimen agama sebagai basis penggeraan massa. Dalam kerangka studi agama-agama hal ini menjadi persoalan dalam melakukan dialog antar agama. Kedua, mengorganisir dan memobilisasi massa di tingkat akar rumput (grassroot), menjadikan sentimen antar agama semakin menguat diranah masyarakat bawah. Ketiga, demokrasi yang memberikan kebebasan dalam beragama, menjadi semakin sempit ruang geraknya, karena monopoli mayoritas dalam memberikan stigma sholeh dan tidak.References
Affan Gaffar, ―Islam dan Politik dalam
Era Orde Baru: Mencari Bentuk
dan Artikulasi yang Tepat‖, Jurnal
Ulumul Qur„an, 2 (1993).
M. Amien Rais, Cakrawala Islam
(Bandung: Mizan, 1999).
Azumardi Azra, et.al., ―Sistem Siaga
Dini untuk Kerusuhan Sosial‖,
Laporan Penelitian (Jakarta:
Litbang Depag dan PPIMIAIN
Jakarta).
Bittner Egon, ―Radicalims‖, dalam
International Encyclopedia of The
Social Science, ed. W Allen Wallis
(New York: Kaka, 1980). B. J.
Boland, The Struggle of Islam in
Modern Indonesia (The Hague:
Martinus Nijhoff, 1971).
Departemen Pendidikan Nasional,
Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka, 1995).
Farish A. Noor, ―Apa itu Islam
Progresif?‖, dalam Ummah Online,
diakses 20 September 2004.
Hasan Hanafi, Aku Bagian dari
Fundamentalisme Islam
(Yogyakarta: Islamika, 2003).
Ingrid Wessel (ed.), Indonesien am Ende
des 20 Jahrhunderts (Hamburg:
Abera-Verlag, 1996).
Jajang Jahroni, ―Fundamentalisme dan
Munculnya Islam Politik di
Indonesia‖, Makalah disampaikan
di IIT Jakarta, 26 Nopember 2002.
Jamhari, ―Mapping Radical Islam in
Indonesia‖, Jurnal Studia Islamika,
no.3 (2003).
John M. Echols dan Hassan Shadily,
Kamus Inggris Indonesia (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1975).
John L. Esposito, Dinamika
Kebangkitan Islam: Watak, Proses,
dan Tantangan (Jakarta: Rajawali
Press, 1987).
Karen Amstrong, The Battle for God
(New York: Alfred A. Knopf,
.
Mark R. Woodward (ed.), Jalan Baru
Islam, Memetakan Paradigma
Mutakhir Islam Indonesia
(Bandung: Mizan, 1999).
Martin van Bruinessen, ―Genealogies of
Islamic Radicalism in post-Suharto
Indonesia‖, Makalah ditulis untuk
the international colloquium
―L„islam politique à l„aube du
XXIème siècle‖ di Teheran 28-29
Oktober 2001.
Marx Juergensmeyer, Teror In The
Name of God: The Global Rise of
Religious Violence (London:
University of California Press,
.
Michel Foucault, Arkeologi
Pengetahuan, ter. H.M Mochtar
Zoerni (Yogyakarta: Qalam, 2002).
Oliver Roy, Gagalnya Islam Politik, ter.
Harimurti dan Komaruddin SF
(Jakarta: Serambi, 1996).
Panjimas, 13-25 Desember 2002. Robert
W. Hefner, Civil Islam. Muslims
and Democratization in Indonesia
(Princeton: Princeton University
Press, 2000).
Saripudin HA (peny.), Negara Sekuler:
Sebuah Polemik (Jakarta: PT
Abadi, 2000).
Tim Penyusun, Ensiklopedi Nasional
Indonesia, vol. XIV (Jakarta: Delta
Pamungkas, 1997).
Ziaul Haque, Wahyu dan Revolusi, ter.
E. Setiawati al-Khattab
(Yogyakarta: LKiS, 1987).