ISLAM AND CULTURAL PLURALITY OF INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.24014/trs.v10i2.7079Keywords:
Peradaban, Islam, pluralitas, keragaman budaya NusantaraAbstract
Tulisan ini membahas tentang wacana Islam Nusantara yang mengemuka pada tahun-tahun terakhir ini, masuknya Islam ke Nusantara dihadapkan kepada wajah nusantara yang samasekali berbeda dengan tempat lahir dan tumbuhnya Islam yakni jazirah Arab, Islam Indonesia dihadapkan dengan wajah Nusantara yang multikultur dan plural, sebagian besar masyarakat Indonesia ingin mengamalkan ajaran Islam tetapi enggan untuk meninggalkan budayanya, hal tersebut menjadikan dialog dan hubungan saling memberi dan menerima antara ajaran Islam dan budaya lokal. Berbagai pemikiran berupaya merumuskan cara bagaimana Islam dapat beradaptasi dengan budaya local dengan tanpa meninggalkan ketauhidan dan ajaran ushuliyah lainya. Amin Abdullah menyampaikan bahwa diperlukan sebuah fresh ijtihad untuk mengahadapi hal kontemporer, tidak akan cukup hanya dengan mengulang-ulang pengalaman masa lalu tanpa melihat perkembangan setempat. Said Aqil Siradj menjadikan metode tawazun, i‟tidal dan tawasuth dalam rangka mencari titik temu dari keragaman tersebut. Sementara Abd. Muqsith Gozali menawarkan metode mashlahah mursalah, istihsan dan „urf agar ajaran Islam dapat berpadu dengan budaya Nusantara. Dari hasil interaksi Islam dan budaya Nusantara menghasilkan sebuah peradaban Islam Nusantara yang unik misalnya gaya berpenampilan muslim Nusantara, arsitektur bangunan tempat ibadah Nusantara, bentuk budaya interaksi antar umat beragama sperti Siwalima di Maluku dan Maluku Utara, perpaduan bahasa memunculkan aksara jawi atau pegon. Pluralitas dan keragaman adalah suatu hal yang harus disikapi dengan cara dan metode yang tepat bukan malah dihindari dan menjauhkan diri. Kemauan untuk berinteraksi antara Agama dan Budaya akan menghasilkan sebuah peradaban hibrida yaitu peradaban Islam NusantaraReferences
Abd. Moqsith Ghozali dalam Buku Islam Nusantara; dari Ushul Fiqih Hingga paham Kebangsaan, Jakarta, Mizan, 2015
Abd. Moqsith Ghozali, Argumen Pluralisme Agama, Depok, Penerbit Kata Kita, 2009
Abdurrahman Wahid, dalam Buku Islam Nusantara; dari Ushul Fiqih Hingga paham Kebangsaan, Jakarta, Mizan, 2015
Ahmad Baso, Ilmu Ekonomi Pesantren dan Islam Nusantara, Jurnal Tashwirul Afkar, Vol. 35, 2016
Ananda Puja Wandra, Konsep Islam Nusantara, Kesesatan yang Menyesatkan, Kompasiana;3 Agustus 2015
Azyumardi Azra, Jaringan ulama: Timur Tengah dan kepulauan Nusantara abad XVII dan XVIII: melacak akar-akar pembaruan pemikiran Islam di Indonesia. Mizan, 1994.
BBC. Indonesia;15 Juni 2015
Hasan, Noorhaidi, Transnational Islam in Indonesia, in Peter Madville (eds) Transnational Islam in South and Southeast Asia, Movements, Networks and Conflict Dynamics, the National Bureau of Asian Research, 2009
Horstmann, Alexander, Transnational Ideologies and Actors at the Level Society in South and Southeast Asia, 2009
Khamami Zada, Wajah Islam Nusantara Abad XVI-XX, Jurnal Tashwirul Afkar Edisi No. 34, 2014
Khoirul Fata, M Nur Ikhwan, Pertarungan Kuasa dalam Wacana Islam Nusantara, Islamica (Jurnal Studi Keislaman) vol. 11, No. 2, Maret 2017).
Komarudin Hidayat, Agama Punya Seribu Nyawa,Jakarta, Noura Books ; 2012
Komarudin Hidayat, Psikologi Beragama, Jakarta, Mizan Publika ; 2010
M. Amin Abdullah, dalam Buku Islam Nusantara; dari Ushul Fiqih Hingga paham Kebangsaan, Jakarta, Mizan, 2015
Machasin, Transnational Ideologies and Religious Local Wisdom, Journal Heritage of Nusantara, Vol.6 No.2 December 2017
Mark Woodward, Islam Nusantara: A Semantic and Symbolic Analysis, Journal Heritage of Nusantara; Vol 6 No. 2 Des. 2017
Said Aqil Siroj, Rekonstruksi Aswaja Sebagai Etika Sosial, dalam Buku Islam Nusantara; dari Ushul Fiqih Hingga paham Kebangsaan, Jakarta, Mizan, 2015
Shihab, Alwi. Islam sufistik:" Islam pertama" dan pengaruhnya hingga kini di Indonesia. Mizan, 2001