RITUAL KEMATIAN DALAM KOMUNITAS HINDU DI PEKANBAR: Sebuah Tranformasi dan Adaptasi
DOI:
https://doi.org/10.24014/trs.v11i1.8289Keywords:
Ritual, transformasi, adaptasiAbstract
Dalam keyakinan Agama Hindu, ritual kematian bermakna sebagai tahap pengembalian panca maha bhuta. Tujuan ini dicapai dengan menyelenggarakan ngaben, yakni adat kreamsi dengan rangakaian ritual tertentu. Akan tetapi, penyelenggaraan ngaben menjadi hal yang mustahil bagi komunitas Hindu di Pekanbaru baru mengingat banyaknya aspek dan syarat perngabenan yang sulit dipenuhi di wilayah yang jauh dari Bali, tempat asal tradisi ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dan yang menjadi pendukung adalah buku-buku yang ditulis oleh tokoh-tokoh Hindu, Seperti Pudja, I Ketut Purwa, Ida Ayu Putu Surayin, I Wayan Sujana, Yudha Triguna, dan buku-buku serta literatur lainnya. Penelitian ini menjelaskan bahwa komunitas Hindu mneyelanggarakan ritual kematian sebagai ritual yang ditujukan untuk para leluhur agar rohnya dapat diterima oleh Sang Hyang Widhi. Pilihan-pilihan kematian bagi komunitas Hindu meletakkan prioritas utama pada ritual ngaben. Adapun prosesi ngaben ini dimulai dari memandikan jenazah hingga pengabenan. Bagi Umat Hindu di Pekanbaru, pengabenanan dilakukan dengan cara baik jenazahnya dipulangkan langsung ke Bal untuk diritualkan maupun dengan menumpang di tempat kremasi agama Budha. Namun demikian, jika keadaan ini tidak memungkinkan, maka bisa dilakukan dengan cara mendem sawa/ mengebumikan (mengubur) jenazah. Ketika ritual-ritual telah selesai maka akan dilakukan kenduri tiga hari berturut-turut, kemudian dilakukan lagi pada hari ketujuh, hari keempat puluh, hari keseratus, hari keseribu, dan menggunakan sesajen-sesajen yang ditujukan bagi arwah yang telah meninggal. dari hasil penelitian tergambar proses adaptasi yang dilakukan komunitas Hindu di Pekanbaru dalam ritual kematian, mengingat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk menyelenggarakan pengabenan sebagaimana halnya di Bali. adaptasi-adaptasi tersebut pada gilirannya mengahsilkan suatu transformasi dalam ritual kematian umat HinduReferences
Afrizal, MetodePenelitian Kualitatif, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2016.
Agus, Bustanuddin, Agama dalam Kehidupan
Manusia, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.
Ali, Mukti, Agama Dalam Pergumulan
Masyarakat Kontemporer,
Yogyakarta: PT Tiara Wacana
Yogya, 1997.
Bagus Jelantik, Ida, Bhagawad
Gita,Denpasar Timur : PT.
Mabhakti, 2013.
Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif,
Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2008.
Fathoni, Abdurrahmat, Metodelogi
Penelitihan Dan Teknik Penyusunan
Skripsi, Jakarta: RinekaCipta 2011.
Haruddin, Syuhada Siti, Skripsi Dengan
Judul Atman (Jiwa) Dalam Agama
Hindu, 2010.
Https://id.m.wikipedia.Org/wiki/kematia
n.
Jirhanuddin, Perbandingan Agama Pengantar
Studi Memahami Agama-Agama,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Jose Moreno, Francisco, Agama dan Akal
Pikiran, Jakarta: CV Rajawali,
Keene, Michael, Agama-Agama Dunia,
Yogyakarta : Kanisius, 2006.
Khotimah, Agama Hindu dan Ajarannya,
Pekanbaru: Pusaka Riau, 2013.
Notingham, K Elizabeth, Agama dan
Masyarakat Suatu Pengantar Sosiologi
Agama, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2002.
Pudja, Wedaparikrama, Jakarta: Hanuman
Sakti, 1991.
Purwa, I Ketut, Yang Tercecer Dalam
Memahami Hinduisme, Denpasar :
ESB, 2012.
Putu Surayin, Ida Ayu, Seri V Upakara
Yajna (Pitra Yajna),Surabaya:
Paramita, 2002.
Sujana, I Wayan, Panca Yajna,Denpasar
:Widya Dharma, 2008.
Susanti, Jurnal Penelitian Agama Hindu,
Institute Hindu Dharma Negeri
Denpasar, Vol. 1 No. 1 Mei 2017.
Theria Wasim, Alef, Agama Hindu, (Dalam
Agama-Agama Dunia), Yogyakarta
:Jurusan Perbandingan Agama,
Triguna, Yudha, Swastikarana Pedoman
Ajaran Hindu Dharma, Jakarta: PT.
Mabhakti, 2013.