Peran Religious Coping dan Tawakal Untuk Meningkatkan Subjective Wellbeing Pada Masyarakat Melayu

Authors

  • Ikhwanisifa Ikhwanisifa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
  • Raudatussalamah Raudatussalamah

DOI:

https://doi.org/10.24014/jp.v18i1.15265

Abstract

Setiap orang mendambakan kebahagiaan dan hidup yang bermakna, kebahagiaan dianggap lebih penting dari pada uang dan kebaikan moral. Kebahagiaan sebagai bagian dari subjective wellbeing merupakan salah satu kualitas hidup individu dan masyarakat yang baik termasuk masyarakat Melayu. Salah satu faktor yang mempengaruhi subjective wellbeing adalah religiusitas. Saat individu dihadapkan pada masalah, maka salah satu cara individu untuk mengelola masalahnya adalah dengan menggunakan keyakinannya melalui coping religious. Islam memiliki suatu konsep yang juga merupakan coping religious yaitu tawakkal, yang merupakan penyerahan diri kepada Allah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana coping religious dan tawakkal dapat mempengaruhi subjective well-being atau kesejahteraan diri pada masyarakat melayu. Partisipan penelitian merupakan 161 masyarakat Melayu Kecamatan Bukit Batu kabupaten Bengkalis yang berprofesi sebagai Petani. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan skala coping religious yakni BriefRCOPE yang dikembangkan (Pargament, Smith, Koenig, & Perez (1998), skala Tawakkal yang dikembangkan Rusydi (Putri & Uyun, 2017.; Husnar, Saniah & Nashori, 2017.; Sartika & Kurniawan, 2015) dan skala subjective well-being (Diener et.al, 2002). Analisa data yang digunakan menggunakan teknik Regresi Berganda. Hasil analisis menunjukkan coping religious dan tawakkal secara bersama memiliki hubungan dengan subjective well-being  dengan nilai (F) 4.046 dengan nilai  (p) 0.019 (p<0.05).) Artinya bahwa individu yang memiliki kesejahteraan subjektif adalah individu yang mampu memiliki keyakinan yang kuat terhadap agama dan Tuhannya yang diwujudkan dalam sikap tawakkal dalam hidupnya saat dihadapkan pada permasalahan.

    Kata-kata kunci: Coping Religious, Tawakkal, Subjective Well Being

References

Al-Quran.

Al-Jauziyah, Ibn Qayyim. (2007) Manajemen Qalbu: Melumpuhkan Senjata Syetan. Jakarta: Darul Falah

Arrasyid. (2019). Konsep Kebahagaiaan dalam taswuf Modern Hamka. Refleksi, Vol. 19. No.2. 205-220.

Daulay, N. (2020). Koping Religius dan Kesehatan Mental Selama Pandemi Covid 19: Studi Literatur. Psisula: Prosiding Berkala Psikologi, 2, 349-358.

Diener, Ed. (1984). Subjective Well-Being. Psychological Bulletine, 95(3), 542 575. Research on Hedonic and Eudomonic Wellbeing. Annu.Rev.Psychology. 52:141

Dumaji. Umar. Abdullah. 2011. Tawakkal bergantung Sepenuhnya Kepada Allah. Jakarta: Tim Pustaka Al Inabah

Ed Diener, Eunkook M. Suh, Richard E. Lucas, and Heidi L. Smith.( 1999). Subjective Weil-Being: Three Decades of Progress. American Psychological Association. Psychological Bulletin, Vol. 125, No. 2, 276-302

Ed Diener, Eunkook M. Suh, Richard E. Lucas, and Heidi L. Smith.( 1999). Subjective Weil-Being: Three Decades of Progress. American Psychological Association. Psychological Bulletin, Vol. 125, No. 2, 276-302

Eryilmasz, A. (2015). Investigation of the relations between religious activities and subjective well-being of High School Students. Educational Sciences: Theory & Practice, 15(2): 433-444. DOI 10.12738/estp.2015.2.2327.

Hadjam, M.N.R & Nasiruddin, A. (2003). Peranan Kesulitan Ekonomi, Kepuasan Kerja Dan Religiusitas Terhadap Kesejahteraan Psikologis. Jurnal psikologi, 2, 72 – 80 Hamka. (2016). Tasawuf Modern. Jakarta. Republika.

Holder, M. D., Coleman, B., & Wallace, J. M. (2010). Spirituality, religiousness, and happiness in children aged 8-12 years. Journal of Happiness Studies, 11(2), 131-150.

Husnar, A.Z., Saniah, S., Nashori, F. (2017). Harapan, Tawakkal dan Stres Akademik. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, Vol 2, No 1, 94-105. DOI: http://dx.doi.org/10.21580/pjpp.v2!1.1179

Gamayanti, Witrin. (2012) Religious Coping dengan Subjective Well Being Pada Orang Yang Mengalami Psikofisiologis, Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Vol. V, No.1 (932-940).

Kasberger, E.R. (2002). A correlation study of post-divorce adjustment and religious coping strategies in young adult of divorced families. Second Annual. Undergraduate Research Symposium CHARIS Institute of Wisconsin Lutheran College. Milwaukee, WI 53226. April 27 and 28 2002.

Kurniawan, N.I., Sartika, A (2015). Skala Tawakal Kepada Allah: Pengembangan Ukuran-ukuran Psikologis Surrender to God Dalam Perspektif Islam. Psikologika, Vol 20, No 2, 129-142.

Mujib, Abdul. (2017). Teori Kepribadian perspektif Psikologi Islam. Edisi kedua. Jakarta: Rajawali Pers.

Nawawi, Imam. (2009). Syarah dan Terjemah Riyadhus Shalihin. Jilid 1.Jakarta: AlI’Tishom.

Pargament, Kenneth.I (1997). The Psychology of Religion and Coping: Theory, Research. Practice.

Petreson, Ading, Seok, Hasmi dan Maakip, (2012). Religion and Gender Differences in stress, happiness and life satisfaction. Southeast Asia psychology Journal, Vol 1, 46-55.

Putri, A.S; Uyun, Q. (2017). Hubungan Tawakkal dan Resiliensi pada santri Remaja Penghafal Al-Quran di Yogyakarta. Jurnal Psikologi Islam. Vol.4, No.1 (2017):7787

Sartika, A., Kurniawan, I.N. (2015). Skala Tawakkal kepada Allah: Pengembangan Ukuranukuran Psikologis Surrender to God dalam Perspektif Islam. Psikologika. Vol 20 No.2: 129-142.

Sanusi, Anwar (2006). Jalan Kebahagiaan. Jakarta. Gema Insani.

Sugiyono. (2013) Statistik Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.

Thamrin, H. (2003). Problematika Masyarakat Melayu di Asia Tenggara dalam Alam Melayu. Pekanbaru: UNRI Press.

Published

2022-06-16

How to Cite

Ikhwanisifa, I., & Raudatussalamah, R. (2022). Peran Religious Coping dan Tawakal Untuk Meningkatkan Subjective Wellbeing Pada Masyarakat Melayu. Jurnal Psikologi, 18(1), 44–50. https://doi.org/10.24014/jp.v18i1.15265

Most read articles by the same author(s)